Cocomesh, Produk Dalam Negeri yang Banyak Manfaat

Saat ini, limbah sabut kelapa tidak hanya dimanfaatkan untuk bahan pelapis dan kerajinan tangan lainnya. Saat ini sabut kelapa juga dapat dimanfaatkan sebagai produk regenerasi hutan yang disebut cocomesh. Dengan membentuk jaringan, tanaman kelapa sangat bermanfaat dalam restorasi lahan bekas pertambangan.

Pohon kelapa atau Cocos Nucifera sudah lama dikenal memiliki banyak manfaat. Mulai dari akar, batang, daun, buah hingga bagian tengah rusuknya bisa dimanfaatkan. Kelapa juga seringkali dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai kerajinan tangan, olahan makanan dan minuman, arang tempurung kelapa, hingga pewarna rumahan.

Produk olahan dari berbagai bagian pohon kelapa terus berkembang. Salah satunya adalah produk olahan dari limbah sabut kelapa yang dimanfaatkan sebagai jaring sabut. Namanya Cocomesh.
Bentuk buah kelapa menyerupai jaring yang mempunyai banyak kegunaan. Selain untuk memperbaiki tanah yang kehilangan kelembapan akibat aktivitas tertentu, cocomesh juga berfungsi sebagai pencegah erosi dan memperkuat tanah pada lereng.

Jaring sabut ini tidak menghasilkan residu berbahaya. Terbuat dari tali dan jaring, cocomesh lebih menyerap air dan tahan terhadap erosi tanah. Fitur-fitur ini digunakan untuk mencegah terjadinya tanah longsor di berbagai tempat. Bahkan, cocomesh juga bisa digunakan sebagai pupuk tanah. Dimanfaatkan oleh alam, mampu terurai di dalam tanah dan menjadi makanan yang menyuburkan tanah.

Sehingga, cocomesh dapat dimanfaatkan sebagai lingkungan hijau di berbagai kawasan untuk renovasi atau memperbaiki penggunaan lahan dari aktivitas komersial yang terganggu. Reboisasi lahan bekas tambang setelah eksplorasi biasanya sulit dilakukan. Hal ini disebabkan karena tingkat keasaman tanah sudah sangat tinggi. Hal ini menyulitkan tanaman untuk hidup di atasnya.

Kini, dengan menggunakan Cocomesh, kelembaban tanah bekas area penambangan bisa dinormalisasi. Sebab, pemerintah mewajibkan pemegang izin pertambangan (KP) untuk mengembalikan kualitas tanah seperti saat tidak dilakukan survei.

Selain manfaat di atas, Cocomesh juga dapat meningkatkan nilai jual produk kelapa. Sebab sampai saat ini sebagian sabut kelapa tersebut masih terbuang sia-sia. Atau setidaknya sabut kelapa tersebut ditekan menjadi balok-balok. Kemudian menjadi produk setengah jadi yang diekspor ke berbagai negara. Bahkan, produk sabut kelapa tersebut kemudian dijual kembali ke Indonesia.

Disamping itu, untuk menambah nilai produk, sabut kelapa sebenarnya bisa dijadikan produk bermanfaat seperti cocomesh. Selain itu, produk ini ramah lingkungan karena membantu mengurangi limbah sabut kelapa. Namun di Indonesia, penggunaan Cocomesh belum populer di masyarakat. Distribusi manfaat kepada masyarakat sangat terbatas.

Hingga saat ini, jaring serat sintetis digunakan untuk mencadangkan area bekas pertambangan. Dengan hadirnya cocomesh, pilihan menjadi lebih beragam. Meskipun Cocomesh masih belum terlalu populer di kalangan masyarakat, produsen tidak dapat memenuhi semua keinginan di masa depan.

Beberapa perusahaan tambang seperti PT Freeport Indonesia dan PT Chevron selama ini menjadi klien Arief. Ia juga menerima proyek manufaktur Cocomesh seluas 10.000 m² beberapa waktu lalu. Produk tersebut ditujukan untuk proyek pemasangan aspal pada Proyek Akses Jalan Tambang Martabe di Medan, Sumatera Utara.

Di Korea Selatan, cocomesh juga digunakan sebagai alas lapangan sepak bola atau golf sebelum ditanami rumput. “Tentunya pekerjaan rumah kita adalah menghasilkan produk yang mampu bersaing dengan produk negara lain,” kata Mansur.

Bagikan artikel ini