Pada sejarahnya geotextile pertama kali diciptakan pada tahun 1953 untuk proyek Delta. pada proyek tersebut telah dikhususkan memiliki misi penyelamatan daratan di negaranya dari kerusakan setelah banjir.
Pada bidang Konstruksi banyak orang yang sudah mengenal istilah apa itu Geotextile. Material tersebut memiliki fungsi utama antara lain sebagai filtrasi atau penyaring, dan separation atau pemisah. Geotextile adalah material yang banyak digunakan pada konstruksi geoteknik. Geotextile akan sangat berarti apabila digunakan padakondisi tanah lunak seperti tata geografis di Indonesia.
Bagian pada Geotextile yang terkandung didalamnya sangat mendukung untuk memperkuat tanah, dan biaya yang dikeluarkanpun relatif murah dibandingkan dengan metode penguatan tanah lainnya. Mengenai daya tahan tak perlu diragukan karena sangat berkualitas dan dapat membuat tanah agar tidak mudah amblas.
Geotextile Woven
Geotextile Woven jenis ini banyak ditemukan umumnya terbuat dari material Polypropylene polymer (PP). tetapi ada juga beberapa yang dibuat dari bahan Polyester (PET). jika dilihat pada bentuknya berupa lembaran dengan serat yang ditenun menggunakan teknlogi mutakhir.
Material woven geotextile mempunyai daya tahan terhadap sinar matahari. Serta memiliki daya tahan terhadap kuat tarik sesuai dengan standar ASTM. Untuk woven geotextile sendiri berbentuk teranyam dan menyerupai tenunan karung.
Geotextile Non Woven
Geotextile Non Woven atau lebih dikenal dengan istilah filter fabric. Jenis material ini memiliki bentuk lembaran tetapi diproduksi dengan cara tidak teranyam tetapi secara needle punch dan dipanaskan. Bahan material dasar pembuatan geotextile Non Woven jenis ini juga masih sama yaitu terbuat dari polimer Polyester (PET) dan Polypropylene (PP).
pada dasarnya Jenis geotextile, woven geotextile, dan non woven geotextile mempunyai fungsi yang sama. Perbedaanya ada pada penggunaannya bergantung dengan jenis tanah dan tujuan konstruksi pembangunan.